Sekolah Alam Pacitan

Horee! Kita bisa Sindeso lagi! Tahukah kalian apa itu sindeso? Kegiatan belajar di luar kelas utamanya belajar di masyarakat kita beri nama Sindeso atau singkatan dari Sinau Ing Deso. Sejak pandemi melanda dunia ini selama kurang lebih 2 tahun, kagiatan Sindeso ini terhenti. Banyak anak-anak Sekolah Alam Pacitan yang merindukan kegiatan ini. Seperti apa sih keseruan kegiatan ini sampai-sampai mereka pada rindu?

Pada tanggal 27-28 Januari 2022, kakak kelas 5 melaksanakan Sindeso di Desa Ngile, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan. Kenapa di Tulakan? Jadi gini nih ceritanya sobat alam. Ada salah satu siswa kelas 5 yang berdomisili di Desa Ngile, Kecamatan Tulakan. Selain itu, tempat ini kaya akan sumber daya alam. Untuk itu kami dari Sekolah Alam Pacitan memutuskan untuk melakukan Sindeso di sana.

Sekitar satu jam setengah perjalanan menggunakan bis mini berisikan 15 orang siswa dan 4 orang guru sampailah kita di rumah kak Azmi yang bertempat di Desa Ngile. Sepanjang perjalanan kita disuguhkan pemandangan yang sangat indah. Kiri kanan sawah terhampar luas. Hijau tanaman dan pepohonan membuat kita takjub. Ditambah lagi sesekali kita melihat aliran sungai yang bening tanpa sampah loh sobat. Sesampai di sana kita langsung disambut oleh tuan rumah. Senyum ramah dan sambutan hangan menjadikan kami lebih betah. Usai perkenalan dan istirahat sebentar, kami melanjutkan agenda kegiatan yang sudah dirancang oleh teacher kami.

Kegiatan pertama kami di desa Ngile adalah adventure. Kami jalan kaki untuk observasi lingkungan dan mengunjungi beberapa home industri yang ada di sana. Dalam kegiatan ini teacher memberikan worksheet untuk di isi selama perjalanan. Seperti sains, Bahasa Indonesia, PPKn, IPS, Math, Bahasa Inggris yang diintegrasikan dengan kegiatan kami.
Home industri yang pertama kami kunjungi yaitu penjual batako. Di sana kami belajar cara membuat dan cara memasarkan. Kegiatan berikutnya kami mengunjungi home industry pembuatan tompo. Tompo adalah hasil karya handmade yang digunakan untuk menaruh rumput saat merumput. Selain mempelajari cara membuat tompo, kami juga belajar kosa kata baru loh dari Bahasa Jawa mengenai bagian dari tompo. Home industri selanjutnya yaitu membuat tiwul. Ternyata membuat tiwul itu tidak mudah sobat alam. Kita harus menumbuk ketela yang sudah dijemur dan direndam. Selanjutnya dituang pada tampah dan digoyang goyang atau dalam Bahasa Jawa disebut dengan guyeng atau nginthil atau nginteri. Ada juga yang bilang itu muyu. Dalam kegiatan sindeso ini yang paling berkesan buat kami yaitu belajar bagaimana bersikap dan berinteraksi dengan masyarakat di tempat yang baru. Kegiatan sore menjelang malam kita mengaji bersama dan melaksanakan sholat berjamaah bersama masyarakat sekitar. Pagi harinya kami masak bersama. Seru looo…

Tidak hanya itu saja kawan, kami juga melakukan kegiatan bakti sosial yang ditujukan kepada masyarakat setempat sebagai wujud syukur kami telah diijinkan menimba ilmu di desa Ngile ini.

Oh iya.. Karena ini masih dalam kondisi pandemi, dalam setiap kegiatan kita tetap mematuhi protocol kesehatan lo sobat alam. Kami tetap menerapkan protokol kesehatan dengan tetap memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan atau memakai handsanitizer. Sobat alam, kegiatan ini bisa terselenggara juga karena dukungan romo ibu. Terima kasih room ibu untuk dukungan dan doanya. Nah, sobat alam penasaran dengan asyiknya Sindeso? Yuk bergabung bersama kami!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *